DETAIL Berita

images

oleh : Muhammad Aqsha Syahputra

Memori jangka panjang adalah suatu tempat penyimpanan (repository) segala hal dalam memori yang saat itu tidak sedang digunakan namun memiliki makna penting dan dapat diambil kembali (retrievable). Memori jangka panjang adalah memori yang lambat dilupakan dan kapasitasnya tidak terbatas. Long term memory bisa menyimpan lebih banyak informasi dengan potensi durasi yang tak terbatas (adakalanya selama dalam jangka waktu manusia).

Kemampuan untuk mengingat masa lalu dan menggunakan infomasi tersebut untuk dimanfaatkan saat ini merupakan fungsi dari memori jangka panjang. Sistem memori jangka panjang memungkinkan kita untuk untuk memahami mengalirnya tanpa henti dari  pengalaman langsung. Hal-hal yang paling istimewa dari memori jangka panjang adalah kapasitasnya yang tidak terbatas dan durasinya yang seolah-olah tidak pernah berakhir (Bhinnetly, Magda. Struktur dan proses memori. Buletin Psikologi. Volume 16. No. 2).

15 tahun yang lalu Bumi Aceh, Bertepatan 26 Desember 2004  pukul 7.59 waktu setempat, gempa berkekuatan 9,1 sampai 9,3 Skala Richter mengguncang dasar laut dibarat daya Sumatra, 20 sampai 25 kilometer lepas pantai. Hanya dalam beberapa jam saja, gelombang Tsunami dari gempa itu mencapai daratan Afrika.

Gempa dan Tsunami menjadi momok yang sangat menakutkan bagi warga Indonesia khususnya Aceh, kejadian sekaligus bencana alam yang sangat membekas serta sangat sulit dilupakan bagi warga Aceh. Pagi itu, ketika  masyarakat aceh yang berdomisili dibibir pantai, pagi yang awalnya tenang, tentram  seperti pagi di hari sebelumnya, tiba-tiba bumi Aceh diguncang  sedahsyat-dahsyatnya sampai guncangan tersebut terasa ke negara-negara tetangga. Pagi yang seketika damai, tiba-tiba riuh bergemuruh. Masyarakat yang sedang beraktifitas seperti biasanya saling bertawakkal serta teriakan dari berbagai penjuru demi meminta tolong, saling bahu membahu mencari tempat yang tinggi dan lebih aman.  Pasangnya air laut disertai gelombang Tsunami yang tinggi menghantam pemukiman dengan cepat tidak lupa pula ikut membawa para warga yang berada disekitar area jalanan. Tidak memandang bulu, gelombang tsunamipun ikut menghancurkan apa yang dilalui di depannya. Bahkan sangat sulit dibayangkan alat transportasi Kapal Pembangkit Listrik Tenaga Diesel Apung (PLTD) Apung, memiliki panjang 63 meter mampu menghasilkan daya sebesar 10,5 Megawatt. Kapal ini memiliki 1.900 meter persegi dan bobot 2.600 ton. Dengan bobot yang besar, sulit dibayangkan kapalpun terhempas hingga ke tengah-tengah permukiman penduduk. Tapi faktanya kedahsyatan gelombang Tsunami mampu menggerakkannya.

Tsunami dengan ketinggian 15 hingga 30 meter , dengan tinggi maksimal 51 M (167,3 kaki) daerah Lhoknga. Kekuatan dahsyatnya Tsunami tersebut dapat dirasakan negara negara tetangga dan sekitarnya tak hanya itu saja, negara nrgera yang terkena dampaknya seperti  Sri Lanka, India, Bangladesh, Maladewa, Malaysia, Myanmar, Madagaskar, Somalia, kenya, Tanzania, Seychelles, Afrika Selatan dan Yaman. Episentrum gempanya atau titik pusat gempanya sendiri pun terletak di bagian wilayah Pulau Simeulue.

Menurut U.S Geological Survey, sebanyak 227.898 orang meninggal dunia akibat bencana ini. Dilihat dari jumlah korban meninggal dunia, gempa ini adalah salah satu  gempa serta menjadi Tsunami terdahsyat sepanjang sejarah. Korban jiwa dari bencana alam ini perkiraan mencapai hingga 170.000 jiwa. Laporan lainnya dari Menteri Kesehatan Indonesia pada masa itu yaitu Siti Fadhilah Supari, memperkirakan jumlah korban tewas sebanyak 220.000 jiwa di Indonesia, sehingga totalnya diseluruh dunia mencapai 280.000 jiwa.

Dahsyatnya Tsunami serta kuatnya guncangan Gempa menjadi luka yang mendalam bagi masyarakat Indonesia khususnya masayarakat Aceh, serta masyarakat  negara tetangga. Bayangan masa lalu itu menjadi trauma tersendiri bagi mereka yang merasakan, menyaksikan dan bahkan korban yang merasakan secara langsung. Ya sangat susah bahkan sulit untuk melupakan bayangan hitam itu, tanpa disadari telah membekas dipikiran bahkan mendarah daging, sangat sulit untuk menghilangkan trauma tersebut, bahkan salah satu korban dari bencana tsunami itu saudara saya, tanpa kami sadari  3 tahun lamanya kami senantiasa mencoba berbagai cara, hanya demi pulihnya trauma berat tersebut, akibat dari bencana Tsunami.

Berbagai bantuan datang dari belahan Dunia, mulai dari UNICEF yang bergerak dibidang kemanusiaan , negara negara sekitar dan negara negara Eropa lainnya, tidak hanya itu, organisasi non-pemerintah seperti, Palang Merah Dunia pun seperi ICRC juga ikut memberikan bantuan kemanusiaan seperti bahan sandang, pangan dan papan,  demi memunihi kebutuhan masayarakat Aceh saat itu.

Ya begitulah Tsunami dan Gempa telah menerjang Bumi Aceh 15 tahun silam, tepat pada tanggal 26 Desember 2019 nanti, tanpa kita sadari sudah 15 tahun lalu bayangan itu selalu ada di benak masayarakat Aceh. apristiwa tersebut sangat mustahil bisa dilupakan sepenuhnya, Bayangan itu telah mampu menjadi sejarah bagi setiap warga Aceh.  Pemerintah Daerah Aceh pun menetapkan hari libur resmi bagi pekerja pada perusahaan yang melakukan usahanya di Aceh bertepatan pada tanggal 26 Desember, Hal tersebut dilakukan agar kita mampu mengenang peristiwa 15 tahun yang lalu.

Artikel ini dibuat oleh penulis untuk menyelesaikan tugas akhir mata kuliah psikologi kognitif. Seluruh isi artikel menjadi tanggung jawab penulis sepenuhnya, dengan pernyataan tertulis yang disampaikan kepada redaksi.

Share :

PENGUMUMAN

Berita Seputar Web Agam

LAYANAN PUBLIK